Kegiatan Jalan Santai

HUT SMP Negeri 1 Sukolilo.

Tari Garuda

Persiapan Menyambut Kepala Sekolah Baru

PRAMUKA

Ekstra Pramuka Pembina Pak Bambang Susilo, S.Pd dan Pak Gatot.

ALUGORO

Latihan Dasar Kepemimpinan SMP Negeri 1 Sukolilo.

Kunjungan Bapak Bupati ke Sukolilo Disambut oleh Siswa

OSIS Study Tour Ke Bali

Pelepasan Peserta Didik Kelas 9

Cari Blog Ini

All Children Can Learn

Minggu, 03 April 2016

AKHIRI DENGAN KEBIASAAN BERSYUKUR

AKHIRI DENGAN KEBIASAAN BERSYUKUR

Pernahkah Anda memberikan sesuatu kepada orang lain, membantu orang lain dan kemudian mereka yang menerimanya mengucapkan terimakasih kepada Anda ? Bagaimana perasaan Anda sewaktu dapat memberikan sesuatu kepada orang lain, menolong orang lain yang memerlukan bantuan dan mereka mengucapkan terimakasih atas bantuan Anda ? Perasaan Anda tentu senang dan bahagia, bukan. Meskipun sekedar ucapan terimakasih, namun itu dapat menyempurnakan kebahagiaan Anda dalam memberikan sesuatu. Demikian sisi perasaan dari sang pemberi dengan ungkapan terimakasih dari yang diberinya.

Sadarkah kita, bahwa hidup ini adalah pemberian Allah Tuhan Yang Memiliki Kehidupan ? Hidup ini bukan kehendak kita, tetapi kehendak Allah SWT. Maka berdirilah kita dalam kehidupan dunia ini sebagai "objek" penerima kehidupan dengan segala karunia yang diberikanNya. Berdirilah pada posisi diri kita sebagai "hamba" atau "abdi" dari Allah Yang Maha Kuasa terhadap hidup kita.

Menyadari posisi diri kita, pikirkanlah kembali apa yang sudah diberikan Allah Tuhan Yang Maha Pemberi kepada diri kita ?. Pikirkan kembali, begitu banyaknya kenikmatan dan anugerah istimewa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Renungkan kembali apa yang ada dalam diri kita saat ini, betapa banyak yang sudah kita miliki.

-      Kesehatan badan kita dan keluarga kita
-      Sandang pangan yang sudah kita nikmati selama ini
-      Kehidupan yang tenang, damai dan bahagia selama ini
-      Betapa sangat bernilainya memiliki kedua mata yang mampu melihat dunia.
-      Betapa berharganya memiliki kedua kaki yang berfungsi menopang beban tubuh kita.

Betapa sangat istimewanya karunia kecerdasan akal dan pikiran yang sehat. Dengan kekuatan kecerdasan akal dan pikiran yang sehat ini, manusia mampu menjalani hidup dengan berbagai dinamikanya. Menjelajahi dunia dengan pengetahuan, menembus ruang angkasa dan kedalaman lautan dengan kecerdasannya. Apakah kita mengira bahwa semua hal itu begitu sepele dan sederhana, sehingga dengan mudah mengabaikannya ? Apakah kita merasa semua itu sangatlah tidak berarti dibandingkan dengan sesuatu yang kita kejar dan belum kita miliki selama ini ?

Pikirkan, apakah kita mau menukar kedua mata dengan harta berlimpah, misalnya. Ataukah kita rela menjual pendengaran dengan emas permata, menggadaikan kesehatan dengan istana yang menjulang tinggi ?. Maukah kita menukar kedua tangan dan kaki dengan mobil mewah, sementara kita buntung ?
Atau bersediakah kita memiliki harta segunung, tetapi akal dan pikiran tidak sehat, alias tidak waras ? Begitulah sebenarnya, kita ini telah hidup berada dalam kenikmatan yang pasti tidak akan rela melepaskannya hanya demi harta, kekayaan, jabatan, kenikmatan dunia dan sesuatu yang belum kita miliki.

Maka pantaslah kalau kemudian kita senantiasa mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Sang Pemberi Kehidupan. Pantaslah kalau kemudian kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi Maha Pemberi. Bersyukur, berarti menghargai karunia yang diberikanNYA, mengembangkan anugerah berupa potensi diri dan menggunakannya untuk mensejahterakan diri dan orang lain. Kesadaran bersyukur akan pemberian Allah dapat membuka mata hati kita, membuka pikiran kita menjadi fokus pada memberi dan kesediaan untuk berbagi, bukannya fokus pada menunggu dan mengharap sesuatu yang belum ada.

Akhiri Dengan Kebiasaan Bersyukur merupakan kerendahan hati, mengakui mengakui adanya karunia dari Allah Yang Maha Memiliki Kehidupan, bukan dari lainnya. Apakah posisi kita saat ini sebagai pengusaha, sebagai karyawan, sebagai pegawai, direktur, manager, orang sukses, orang kaya, pemimpin, rakyat biasa, atau siapa saja, pantas mengakhir setiap langkah dalam kehiduapn sehari-hari dengan bersyukur. Apa yang sudah kita dapatkan dalam berbisnis, dalam bekerja, dalam berusaha, pada hakekatnya datangnya dari Allah. Mungkin saja penyebabnya dari sahabat, keluarga, saudara, teman bekerja, berdagang, berbisnis, atau lainnya. Semua itu hanyalah perantara.

Maka senantiasa Akhiri Dengan Kebiasaan Bersyukur, ini artinya kita mengembalikan kehidupan kita kepada Sang Pemberi Kehidupan. Menyadari semuanya adalah pemberian Allah Sang Maha Pemberi. Kebiasaan ini akan mempengaruhi keikhlasan hati dan lisan untuk menyanjung Dzat Yang Maha Agung. Kemudian anggota badan kita akan menggunakan segala karunia tersebut untuk kehidupan sesuai dengan kehendak Allah Sang Pemberi Kehidupan.

Mengakhiri Dengan Kebiasaan Bersyukur, tidak berarti mematikan semangat dan
motivasi untuk maju dan meraih prestasi kehidupan yang lebih tinggi. Namun kesadaran seperti ini akan menjadikan kita tidak serakah serta mengabaikan anugerah dan karunia yang sudah kita miliki. Kesadaran seperti ini, menjadikan kita mampu menikmati setiap tahapan proses kehidupan menuju tujuan dengan penuh rasa syukur dan kebahagiaan.

Kebiasaan Bersyukur adalah manifestasi dari aplikasi ucapan "hamdallah", sebagaimana diajarkan dalam kehidupan keagamaan kita. Dalam setiap gerak langkah kehidupan, dalam setiap apa yang kita dapatkan, dalam setiap apa yang telah kita lakukan, senantiasa akhiri dengan ucapan, "Segala Puji Dan Syukur Hanya Kepada Allah SWT". Karena sesungguhnya semuanya adalah milik Allah Tuhan Yang Maha Memiliki dan akan kembali kepadaNYA. Jadikanlah hal ini kebiasaan Anda, maka rasakan keberhasilan yang sesungguhnya, “the ultimate meaning” atau makna tertinggi kehidupan, yakni merasakan kebahagiaan dalam rasa syukur kepada Tuhan. Salam Motivasi Nurani Indonesia.

Sumber: Akhiri Dengan Kebiasaan Bersyukur Oleh Eko Jalu Santoso, Founder

Motivasi(Nurani)Indonesia:

            
Read more »»  

TEORI BEHAVIOR

KONSELING

TEORI BEHAVIOR


Teori Behaviorisme adalah teori belajar yang menekankan pada hasil belajar dan tidak memperhatikan pada proses berpikir siswa. Menurut teori ini, belajar dipandang sebagai perubahan tingkah laku yang terjadi berdasarkan paradigma Stimulus-Respon, yaitu suatu proses yang memberikan respon tertentu terhadap stimulus yang datang dari luar. 
Proses Stimulus-Respon (SR) yaitu dorongan,rangsangan, respon serta penguatan. Ada beberapa jenis teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh Behaviorisme yaitu Teori Pengkondisian Klasikal dari Pavlov, serta Teori Connectionism dari Thornaike, Teori Operant Conditioning dari B.F.Skinner, teori Watson, Teori Clark Hull, dan juga Teori Edwin Gutrei. 

Teori ini memiliki keunggulan dan kelemahan. 

  • Keunggulan dari teori ini adalah teori ini cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominasi peran orang dewasa dan teori ini juga membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka pada situasi dan kondisi belajar.
  • Kelemahan dari teori ini adalah proses pembelajaran berpusat pada guru dan siswa hanya mendengarkan penjelasan dan menghapal saja sehingga siswa menjadi tidak aktif dan tidak dapat berkembang. 



Teori ini digunakan disetiap jenjang pendidikan untuk melaksanakan proses pembelajaran dari dulu sampai sekarang. 

Prinsip-prinsip teori behaviorisme adalah :

1. Obyek psikologi adalah tingkah laku 
2. Semua bentuk tingkah laku dikembalikan pada reflek 
3. Mementingkan pembentukan kebiasaan 


Aristoteles berpendapat bahwa pada waktu lahir jiwa manusia tidak memiliki apa-apa, seperti sebuah meja lilin yang siap dilukis oleh pengalaman. Menurut John Locke(1632-1704), salah satu tokoh empiris, pada waktu lahir manusia tidak mempunyai “warna mental”. Warna ini didapat dari pengalaman. Pengalaman adalah satu-satunya jalan ke pemilikan pengetahuan. Idea dan pengetahuan adalah produk dari pengalaman. 
Secara psikologis, seluruh perilaku manusia, kepribadian, dan tempramen ditentukan oleh pengalaman inderawi (sensory experience). Pikiran dan perasaan disebabkan oleh perilaku masa lalu. Kesulitan empirisme dalam menjelaskan gejala psikologi timbul ketika orang membicarakan apa yang mendorong manusia berperilaku tertentu. Hedonisme, memandang manusia sebagai makhluk yang bergerak untuk memenuhi kepentingan dirinya, mencari kesenangan, dan menghindari penderitaan. Dalam utilitarianismem perilaku anusia tunduk pada prinsip ganjaran dan hukuman. 
Bila empirisme digabung dengan hedonisme dan utilitariansisme, maka itulah yang disebut dengan behaviorisme, bahwa pengalaman adalah paling berpengaruh dala pembentukan perilaku, menyiratkan betapa plastisnya manusia. Ia mudah dibentuk menjadi apa pun dengan menciptakan lingkungan yang relevan. Thorndike dan Watson, kaum behaviorisme berpendirian : organisme dilahirkan tanpa sifat-sifat sosial atau psikologis; perilaku adalah hasil pengalaman dan prilaku digerakan atau dimotivasi oleh kebutuhan untuk memperbanyak kesenangan dan mengurangi penderitaan. Aliran behavioristik yang lebih bersifat elementaristik memandang manusia sebagai organisme yang pasif, yang dikuasai oleh stimulus-stimulus yang ada di lingkungannya. Pada dasarnya, manusia dapat dimanipulasi, tingkah lakunya dapat dikontrol dengan jalan mengontrol stimulus-stimulus yang ada dalam lingkungannya (Mukminan, 1997: 7). 
Masalah belajar dalam pandangan behaviorisme, secara umum, memiliki beberapa teori, antara lain: teori Connectionism, Classical Conditioning, Contiguous Conditioning, serta Descriptive Behaviorisme atau yang lebih dikenal dengan nama Operant Conditioning. Tokoh-tokoh penting yang mengembangkan teori belajar behavioristik,dapat dijelaskan sebagai berikut. 
  1. Ivan Petrovich Pavlo (1849-1936) Teori pelaziman klasik Adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan. Contoh situasi percobaan tersebut pada manusia adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu tanpa disadari menyebabkan proses penandaan sesuatu terhadap bunyi-bunyian yang berbeda dari pedagang makan, bel masuk, dan antri di bank. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlo ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari luar. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan. 
  2. Albert Bandura (1925-sekarang) Ternyata tidak semua perilaku dapat dijelaskan dengan pelaziman. Bandura menambahkan konsep belajar sosial (social learning). Ia mempermasalahkan peranan ganjaran dan hukuman dalam proses belajar. Kaum behaviorisme tradisional menjelaskan bahwa kata-kata yang semula tidak ada maknanya, dipasangkan dengan lambak atau obyek yang punya makna (pelaziman klasik).Teori belajar Bandura adalah teori belajar social atau kognitif social serta efikasi diri yang menunjukkan pentingnya proses mengamati dan meniru perilaku, sikap dan emosi orang lain. Teori Bandura menjelaskan perilaku manusia dalam konteks interaksi tingkah laku timbal balik yang berkesinambungan antara kognitine perilaku dan pengaruh lingkungan. Factor-faktor yang berproses dalam observasi adalah perhatian, mengingat, produksi motorik, motivasi. Behaviorsime memang agak sukar menjelaskan motivasi. Motivasi terjadi dalam diri individu, sedang kaum behavioris hanya melihat pada peristiwa-peristiwa eksternal. Perasaan dan pikiran orang tidak menarik mereka. Behaviorisme muncul sebagai reaksi pada psikologi “mentalistik”.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/hardiyanto/teori-behavior_551fc66ba33311182ab674af
Read more »»  

VIVA NEWS

Popular Posts