AKHIRI DENGAN KEBIASAAN BERSYUKUR
Pernahkah Anda memberikan sesuatu
kepada orang lain, membantu orang lain dan kemudian mereka yang menerimanya
mengucapkan terimakasih kepada Anda ? Bagaimana perasaan Anda sewaktu dapat
memberikan sesuatu kepada orang lain, menolong orang lain yang memerlukan
bantuan dan mereka mengucapkan terimakasih atas bantuan Anda ? Perasaan Anda
tentu senang dan bahagia, bukan. Meskipun sekedar ucapan terimakasih, namun itu
dapat menyempurnakan kebahagiaan Anda dalam memberikan sesuatu. Demikian sisi
perasaan dari sang pemberi dengan ungkapan terimakasih dari yang diberinya.
Sadarkah kita, bahwa hidup ini
adalah pemberian Allah Tuhan Yang Memiliki Kehidupan ? Hidup ini bukan kehendak
kita, tetapi kehendak Allah SWT. Maka berdirilah kita dalam kehidupan dunia ini
sebagai "objek" penerima kehidupan dengan segala karunia yang
diberikanNya. Berdirilah pada posisi diri kita sebagai "hamba" atau
"abdi" dari Allah Yang Maha Kuasa terhadap hidup kita.
Menyadari posisi diri kita,
pikirkanlah kembali apa yang sudah diberikan Allah Tuhan Yang Maha Pemberi
kepada diri kita ?. Pikirkan kembali, begitu banyaknya kenikmatan dan anugerah
istimewa yang sudah diberikan Tuhan kepada kita. Renungkan kembali apa yang ada
dalam diri kita saat ini, betapa banyak yang sudah kita miliki.
- Kesehatan badan kita dan keluarga
kita
- Sandang pangan yang sudah kita
nikmati selama ini
- Kehidupan yang tenang, damai dan
bahagia selama ini
- Betapa sangat bernilainya memiliki
kedua mata yang mampu melihat dunia.
- Betapa berharganya memiliki kedua
kaki yang berfungsi menopang beban tubuh kita.
Betapa sangat istimewanya karunia
kecerdasan akal dan pikiran yang sehat. Dengan kekuatan kecerdasan akal dan
pikiran yang sehat ini, manusia mampu menjalani hidup dengan berbagai dinamikanya.
Menjelajahi dunia dengan pengetahuan, menembus ruang angkasa dan kedalaman
lautan dengan kecerdasannya. Apakah kita mengira bahwa semua hal itu begitu
sepele dan sederhana, sehingga dengan mudah mengabaikannya ? Apakah kita merasa
semua itu sangatlah tidak berarti dibandingkan dengan sesuatu yang kita kejar
dan belum kita miliki selama ini ?
Pikirkan, apakah kita mau menukar
kedua mata dengan harta berlimpah, misalnya. Ataukah kita rela menjual
pendengaran dengan emas permata, menggadaikan kesehatan dengan istana yang
menjulang tinggi ?. Maukah kita menukar kedua tangan dan kaki dengan mobil
mewah, sementara kita buntung ?
Atau bersediakah kita memiliki harta
segunung, tetapi akal dan pikiran tidak sehat, alias tidak waras ? Begitulah
sebenarnya, kita ini telah hidup berada dalam kenikmatan yang pasti tidak akan
rela melepaskannya hanya demi harta, kekayaan, jabatan, kenikmatan dunia dan
sesuatu yang belum kita miliki.
Maka pantaslah kalau kemudian kita
senantiasa mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Sang Pemberi Kehidupan.
Pantaslah kalau kemudian kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih Lagi
Maha Pemberi. Bersyukur, berarti menghargai karunia yang diberikanNYA,
mengembangkan anugerah berupa potensi diri dan menggunakannya untuk
mensejahterakan diri dan orang lain. Kesadaran bersyukur akan pemberian Allah
dapat membuka mata hati kita, membuka pikiran kita menjadi fokus pada memberi
dan kesediaan untuk berbagi, bukannya fokus pada menunggu dan mengharap sesuatu
yang belum ada.
Akhiri Dengan Kebiasaan Bersyukur
merupakan kerendahan hati, mengakui mengakui adanya karunia dari Allah Yang
Maha Memiliki Kehidupan, bukan dari lainnya. Apakah posisi kita saat ini
sebagai pengusaha, sebagai karyawan, sebagai pegawai, direktur, manager, orang
sukses, orang kaya, pemimpin, rakyat biasa, atau siapa saja, pantas mengakhir
setiap langkah dalam kehiduapn sehari-hari dengan bersyukur. Apa yang sudah
kita dapatkan dalam berbisnis, dalam bekerja, dalam berusaha, pada hakekatnya
datangnya dari Allah. Mungkin saja penyebabnya dari sahabat, keluarga, saudara,
teman bekerja, berdagang, berbisnis, atau lainnya. Semua itu hanyalah
perantara.
Maka senantiasa Akhiri Dengan
Kebiasaan Bersyukur, ini artinya kita mengembalikan kehidupan kita kepada Sang
Pemberi Kehidupan. Menyadari semuanya adalah pemberian Allah Sang Maha Pemberi.
Kebiasaan ini akan mempengaruhi keikhlasan hati dan lisan untuk menyanjung Dzat
Yang Maha Agung. Kemudian anggota badan kita akan menggunakan segala karunia
tersebut untuk kehidupan sesuai dengan kehendak Allah Sang Pemberi Kehidupan.
Mengakhiri Dengan Kebiasaan
Bersyukur, tidak berarti mematikan semangat dan
motivasi untuk maju dan meraih
prestasi kehidupan yang lebih tinggi. Namun kesadaran seperti ini akan
menjadikan kita tidak serakah serta mengabaikan anugerah dan karunia yang sudah
kita miliki. Kesadaran seperti ini, menjadikan kita mampu menikmati setiap
tahapan proses kehidupan menuju tujuan dengan penuh rasa syukur dan
kebahagiaan.
Kebiasaan Bersyukur adalah
manifestasi dari aplikasi ucapan "hamdallah", sebagaimana diajarkan
dalam kehidupan keagamaan kita. Dalam setiap gerak langkah kehidupan, dalam
setiap apa yang kita dapatkan, dalam setiap apa yang telah kita lakukan,
senantiasa akhiri dengan ucapan, "Segala Puji Dan Syukur Hanya Kepada Allah
SWT". Karena sesungguhnya semuanya adalah milik Allah Tuhan Yang Maha
Memiliki dan akan kembali kepadaNYA. Jadikanlah hal ini kebiasaan Anda, maka
rasakan keberhasilan yang sesungguhnya, “the ultimate meaning” atau makna
tertinggi kehidupan, yakni merasakan kebahagiaan dalam rasa syukur kepada
Tuhan. Salam Motivasi Nurani Indonesia .
Sumber: Akhiri Dengan Kebiasaan
Bersyukur Oleh Eko Jalu Santoso, Founder
Motivasi(Nurani)Indonesia :