MENJADI PEMUDA YANG BERKARAKTER
OLEH : ABAH FAHAM
Saatini, pendidikan karakter menjadi ’trending topic’ dalam dunia pendidikan setelah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyinggung hal tersebut. Gagasan pendidikan karakter yang sedang didegungkan pemerintah ini haruslah memiliki arah dan tujuannya yang
jelas.Dengan arah yang jelas, implementasi di lapangan menjadi mudah dilaksanakan.Sebaliknya bila tidak jelas, maka jangankan hasil dari proses pendidikan tersebut,
implementasinya saja mengalami kendala. Karena itu memahami pendidikan karakter khususnya dalam Islam menjadi penting.
Pendidikan Islam,
menurut Muhammad Fadhil Al-Jamaly, merupakan upaya mengembangkan, mendorong, serta mengajak manusia untuk maju berlandaskan nilai-nilai yang
tinggidan kehidupan yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang
berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan yang menjadi tujuannya. Karena itu, bisa dikatakan bahwa pendidikan dalam ranah Islam bias dimaknai upaya manusia untuk melahirkan generasi yang lebih baik, generasi yang selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.
JADILAH PEMUDA MUSLIM
YANG BERKARAKTER
Eksistensi dan peran pemuda sangat urgen.Dalam Al-Quran ataupun hadits, banyak diucapkan karakteristik/jati diri sosok pemuda ideal yang harus dijadikan teladan oleh pemuda yang bercita-cita sebagai orang atau pemimpin sukses.
Pertama, memiliki keberanian (syaja’ah)
dalam menyatakan yang hak (benar) itu hak (benar) dan yang
batil (salah) itu batil (salah). Katakanlah kebenaran walaupun rasanya pahit (Al Hadits). Jihad yang paling tinggi adalah kalimat haq di depan pemimpin yang zalim
(al Hadits). Lalu, siap bertanggungjawab serta menangung resiko ketika mempertahankan keyakinannya.
Contohnya adalah pemuda Ibrahim yang
menghancurkan “berhala-berhala” kecil, lalu dan menggantung kapaknya ke “berhala” yang paling besar untuk memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu (Tuhan selain Allah SWT) sama sekali tidak
bisa mendatangkan
manfaat dan menolak bahaya. Kisah keberaniannya dikisahkan dalam surat al-Anbiya’[21]
ayat 56-70.
Kedua, ia memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity)
untuk mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan. Artinya,
tidak pernah berhenti dari belajar dan menuntut ilmu pengetahuan (QS
al-Baqarah [2]: 260). Semakin banyak ilmu yang dimilikinya, ia menyadari betapa banyak ilmu yang belum diketahui. Semakin berilmu, semakin tunduk tauhidnya pada wahyu.
Ketiga, selalu berusaha dan berupaya untuk berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus,
seperti pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan
Allah SWT pada surah al-Kahfi [18] ayat 25.Bukan berkelompok untuk mengadakan konspirasi jahat (makar).Atau berpikir yang
aneh-anehhanya untuk cari sensasi.
Para pemuda pejuang yang
berkarakter ala Ibrahim, ia ingin berkelompok bukan untuk huru-hara atau tujuan yang tidak ada manfaatnya. Tetapi berkelompok dalam kerangka ta’awun ‘alalbirriwattaqwa (bersinergi dalam kebaikan dan ketakwaan).Bukan berkerjasama dalam perbuatan dosa dan permusuhan.
Keempat, selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusilasi. Hal ini seperti kisah nabi Yusuf dalam surah
Yusuf [12] ayat 22-24.
Pemuda dengan tipe ini, bias digambarkan pada sosok Nabiullah Yusuf yang
tak tergoda nafsu, meski kesempatan ada. Yusuf tak mau meladeni wanita
(Zulaikha) yang terus menggodanya. Ketika Yusuf digoda, ia justru berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik."
Kelima, memiliki etos kerja dan etos usaha yang tinggi serta tidak pernah menyerah pada rintangan
dan hambatan.Ia memandang berbagai kesulitan adalah sebagai peluang untuk mengukir prestasi dan sarana kematangan jiwa. Seandainya menjadi manusia besar itu mudah, betapa banyak manusia yang terlahir sebagai pahlawan, meminjam ungkapan ahli sastra Arab.
Hal itu diperagakan oleh sosok pemuda Muhammad yang
menjadikan tantangan sebagai peluang untuk sukses hingga ia menjadi pemuda yang bergelar al-Amin (terpercaya) dari masyarakat.
Wahai pemuda, marilah kita ikuti perjalan sosok-sosok yang
mengagumkan itu.Wahai para orangtua, tak ada salahnya, kita persiapkan anak-anak kita dalam tipe pemuda yang berkarakter itu.Merekalah sosok pemuda ideal yang dicontohkan dalam al-Quran dan Hadits.Mudah-mudahan mereka bias menjadi sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia masa kini dan masa depan.
Amin ya…mujibas Saailiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar